Scroll to continue reading

Heloo DLHK Karawang, Ini Sungguh Terlalu Limbah Pabrik Dibuang Senaknya di Karangligar

 Belum diketahui berasal dari pabrik mana, limbah industri yang diduga produk reject (hasil produksi gagal atau tidak memenuhi standar pabrik) pembalut ditimbun di area banjir Karangligar, Kecamatan Telukjambe Barat.(10 /4/25).

Foto : Limbah pabrik di Karangligar

Menurut warga setempat, limbah pabrik tersebut sudah cukup lama ditimbun di pinggir jalan dan meluber ke persawahan. Bahkan setiap banjir besar sering terendam. Ironisnya, tempat menimbun limbah ini berada tak jauh dari Kantor Desa Karangligar.

“Saya sendiri tidak tahu siapa pelaku penimbunnya. Dari laporan warga, pelaku mengangkut dan membuangnya ke tempat itu di malam hari saat situasi di lingkungan sudah sepi,” kata Kades Karangligar Ersim, Selasa siang (8/4/2025).

Diakuinya, tidak pernah ada ijin dari pelaku ke pemerintahan desanya. Walau demikian, Camat Telukjambe Barat Arta menyesalkan Kades Karangligar membiarkan tumpukan limbah pabrik tanpa memberikan laporan ke pihaknya atau DLHK (Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan) Karawang.

Kendati telat bereaksi, di kalangan pemilik sawah yang area pertaniannya tertimbun limbah pabrik itu langsung meng-upload kondisi tersebut ke media sosial. Alhasil, tim dari DLHK langsung turun ke lokasi, Selasa siang, 8 April 2025. Mereka duga limbah pabrik ini adalah produk reject pembalut.

Kepala DLHK Karawang Iwan Ridwan menyatakan akan segera memanggil pabrik penghasil pembalut untuk memastikan limbah itu produksi mana. Pihaknya mau meminta pertanggungjawabannya. “Pabrik gak bisa lepas tanggungjawab. Mereka harus tahu limbahnya dibuang ke mana,” ujarnya.

Selain pihak pabrik, sebut Iwan, pihaknya di DLHK akan mengundang pula Kades Karangligar dan Camat Telukjambe Barat. Hanya Iwan belum bisa memastikan waktunya. Dengan alasan dibuatkan dulu surat pemanggilan maupun undangannya ke pihak-pihak terkait.

Dari keterangan warga setempat maupun diakui oleh Kades Mekarmulya Dalim Rudiansyah, penimbun limbah pabrik di Karangligar adalah warganya sendiri yang ia sebut bernama Endang, bekerjasama dengan Ano (sudah almarhum) yang tinggal di wilayah Desa Karangligar.

“Endang benar warga kami. Cuma sekarang sudah lama tidak pulang, entah ke mana. Hanya saya tidak tahu itu limbah dari pabrik mana. Bahkan di wilayah desa kami juga sempat menimbun. Namun sudah saya tutup karena tidak berijin,” ungkap Dalim.(*)