Waspada !!! BMKG Deteksi Potensi La Nina dan Badai Seroja
Minggu, November 02, 2025
Jakarta: Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, pihaknya mendeteksi adanya potensi La Nina lemah yang dapat memicu anomali cuaca di sejumlah wilayah di Indonesia. Aktivitas tersebut dipengaruhi oleh perbedaan suhu antara Samudra Pasifik dan perairan Indonesia.
![]() |
| Foto : Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati (Foto: dok. BMKG) |
Ia menyebut, meskipun potensi La Nina terdeteksi, dampaknya tidak akan terlalu signifikan terhadap curah hujan secara nasional. Sebagian besar wilayah Indonesia masih akan mengalami musim hujan dalam kategori normal.
“Bukan berarti curah hujan akan meningkat signifikan. Memang di sebagian wilayah curah hujannya di atas rata-rata, namun bukan karena La Nina lemah, melainkan karena suhu muka laut yang semakin hangat,” ujar Dwikorita dalam konferensi pers, Sabtu (1/11/2025).
Selain La Nina, BMKG juga memperingatkan potensi munculnya siklon tropis di wilayah selatan Indonesia. Fenomena ini berisiko meningkatkan terjadinya hujan deras, angin kencang, dan banjir bandang di beberapa daerah pesisir.
Aktivitas siklon tropis diperkirakan berlangsung November 2025 hingga Februari 2026 dan berpotensi berlanjut hingga Maret atau April 2026. Dwikorita juga menyebut kemungkinan munculnya badai serupa dengan Badai Seroja yang pernah menghantam Nusa Tenggara Timur pada April 2021 lalu.
“Fenomena semacam Badai Seroja itu pun akan makin meningkat frekuensinya di fase November hingga Februari, bahkan bisa berlanjut sampai Maret atau April,” katanya. Sebagai catatan, Badai Seroja 2021 menjadi salah satu bencana besar yang menyebabkan lebih dari 180 korban jiwa dan kerusakan luas di wilayah NTT.
BMKG meminta masyarakat dan pemerintah daerah meningkatkan kewaspadaan menghadapi potensi bencana hidrometeorologi, seperti banjir, longsor, dan puting beliung. “Mohon untuk disiagakan bagaimana kita semua siaga menghadapi potensi bencana hidrometeorologi yang akan semakin meningkat di masa puncak musim hujan,” ujar Dwikorita.
Ia juga mengingatkan bahwa fase aktif cuaca ekstrem ini bisa berlangsung cukup panjang, dan masyarakat diminta rutin memantau peringatan dini BMKG. Berikut wilayah yang perlu diwaspadai dikutip dari laman resmi BMKG:
- Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara menjadi wilayah yang paling berisiko mengalami dampak siklon tropis.
- Sebagian Maluku bagian selatan juga diprediksi terdampak fenomena serupa.(*)
